Pages

Sunday, July 25, 2010

Perkembangan Intelektual Anak Pra Sekolah


Berbicara tentang Perkembangan Intelektual pada anak tentu kita berangkat dari pendapat Jean Piaget yang telah mengelompokkan perkembangan anak ini ke dalam beberapa bagian yaitu:
A. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Beberapa aspek.perkembangan intelektua! pada usia kanak-kanak
1. Perkembangan Kognitif: Tahap Operasi Konkret Piaget
Menurut Piaget, kadang-kadang anak usia antara 5.- 7 tahun memasuki tahap operasi konkret (concrete operations), yaitu pada waktu anak dapat berpikir secara logis mengenai segala sesuatu. Pada umumnya mereka pada tahap ini berusia sampai kira-kira 11 tahun.
2.Berpikir Opernsionnl
Menurut Piaget pada tahap ketiga, anak-anak mampn berpikir operasional: mereka dapat mempergunakan berbagai simbol, melakukan berbagai bentuk operasional, yaitu kemampuan aktivitas mental sebagai kebalikan dari aktivitas jasmani yang merupakan dasar untuk mulai berpikir dalam aktivitasnya. Walaupun anak-anak yang preoperasional dapat membuat pernyataan mental tentang oby’sk dan kejadian-kejadian sekelipun tidak dapat dalam seketika, cara helajar mereka masih terikat pada pengalaman fisik. Anak-anak yang ada pida tahap operasional konkret lebih baik daripada anak-anak yang preoperasioial dalam mengadakan klasifikasi, bekerja dengan angka-angka. mengetahui konsep-konsep waktu dan ruang,
dan dapat membedakan antara kenyataan dengan hal-hal yang bersifat fantasi.
Karena pada dewasa ini anak-anak berkurang sifat egoisnya, dan anak-anak pada tahapan operasi konkret lebih bersifat,kritis mereka lebih banyak dapat mempertimbangkan suatu siruasi daripada hanya memfokuskan pada suatu aspek, sebagairnana yang mereka lakukan pada preoperasiorial. Mereka sadar bahwa pada umumnya berbagai operas! fisiK dapat diganti. Peningkatan kemapanan mereka untuk mengeni terhadap orang lain dapat mendorong untuk berkomunikasi lebih efektif dan dapat berpikir lebih fleksibel.
Akan tetapi anak-anak usia sekolah lebih dapat berpikir secara logik daripada waktu mereka masih muda, cara berpikir mereka’masih terikat pada kenyataan atau kejadian pada waktu sekarang, artinya terikat pada hal-hal yang sedang dihadapi saja.
Menurut Piaget kordisi semacam ini berlaku jampai pada tahap berbagai operasi formal, di mana biasanya sampai pada tahap remaja, anak-anak mampu berpikir secara abstrak, tes hipotesis, dan mengerti tentang kemungkinan (probabilitas).
3. Konservasi
Konservasi adalah salah satu kemampuan yang penting yang dapat mengembangkan berbagai operasi pada tahap konkret. Dengan kata lain konservasi adalah kemampuan untuk mengenal atau mengetahui bahwa dua bilangan yang sama akan tetap sama dalam substansi berat atau volume selama tidak ditambah atau dikurangi.
Dalam suatu tugas konservasi tertentu, Stay menunjukkan dua bola dari tana’i Mat. Dia setuju bahwa bola tersebut mem.ang sama. Dia mengatakan bahwa substansi konservasi tersebut sekalipun bola yang satu digelindingkan, keadaannya tetap tidak berubah, artinya jumlah bola tersebut tetap sama. Dalam konservasi berat, dia juga mengetahui bahwa berat bola tersebut tetap sama sekalipun dipanaskan, demikian pula apabila bola tersebut dimasukkan ke dalam air, beratnya akan tetap sama.
Anak-anak mengembangkan perbedaan berbagai tipe (bentuk) konservasi dalam waktu yang berbeda. Pada usia 6 atau 7 tahun mereka dapat mengkonservasi substansi pada usia 9 atau 10 rr.ampu mengkonservasi berat; dan pada usia 11 atau 12 mengkonservasi volume. Pada dasarnya ketiga jenis konservasi tersebut adalah identik, akan tetapi anak-anak belum mampu mentransfer apa yang mereka telah pelajari yaitu mengkonservasi satu tipe (bentuk) kepada bentuk lain yang berbeda. Dalam luibungan ini kita dapat meliha; bahwa berbagai alasan anak-anak tersebut tetap sarna dalam tahap konkret. Sebab kondisi tersebut masih tetap terikat pada situasi tertentu sehingga anak tidak dapat mengaplikasikan operasi dasar mental yang sama pada situasi yang berlainan.
4. Bagaimana konservasi dikembangkan
Pada umumnya anak-anak bergerr.k dengan melalui tiga tahapan dalam menguasai konservasi sebagaimana dikenukakan di atas.
Pada tahap pertama, anak-anak preoperasional gagal mengkonservasi. Mereka memusatkan perhatian pada sntu aspek dalam sit’iasi tertentu. Mereka belum mengerti bahwa tempat prnyimpanan bola dapat diisi dengan bola lebih dari satu. Sebab anak-anak pr?operasional tidak mengerti tentnng konsep perubalian, mereka tidak mengetahui dan tidak mengerti bahwa • mereka dapat merubah sesuatu, misalnya dengan menggerakkan suatu benda (bola) tanpa inerubah bentuknya.
Pada tahap kedua, merupakan trausisional. Anak-anak kembali pada kondisi bahwa kadang-kadang mengadakan konservasi namun kadang-kadang tidak melakukannya. Mereka lebih banyak memperhatikan berbagai ha! dan tidak terpaku pada satu aspek saja dalam situasi tertentu, seperti berat, lebar. panjang, dan tebal akan tetapi mereka gagal mengetahui sebagaimana berbagai dimensi tersebut berhubungan satu sarna lain. Pada tahap ketiga, yaitu tahap terakhir, anak-anak dapat mengkonservasi dan dapat memberikan alasan secara logis atas jawaban yang mereka berikan. Alasan-alasan tersebut mengacu pada perubahan, identitas, atau kompensasi. Jadi anak-annk pada opernsional konkret menunjukkan snatii kualitas konitif lebih lanjut daripada anak-annk preoperasional. Mereka dapat berpikir lebih luas dan peduli pada berbagai transformasi yang hanya merupakan persepsi.
Piaget menekankan bahwa perkembangan kemampuan anak-anak untuk mengkonservasi akan lebih baik apabila secara nalar telah cukup matang. Piaget berpendapat bahwa konservasi hanya sedikit sekali dapat dipengaruhi oleh pengalaman. Sekalipun demikian terdapat faktor-faktor lain dari kematangan yang dapat mempengaruhi konservasi. Anak-anak yang belajar konservasi sejak dini akan mampu mencapai tingkat yang lebih dalam hal: IQ, kemampuan verbal dan tidak didominasi oleh ibunya (Almy, Chitenden & Miller,1966; Goldsmid & Bentler, 1968).

0 komentar:

Post a Comment