Best Practice
PENGGUNAAN
ALAT PERAGA TASBIH HITUNG BILANGAN BULAT (TAUBAT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERHITUNG 1-100 KELAS II SD INPRES BONTOLOE KECAMATAN
BONTOLEMPANGAN KABUPATEN GOWA
(Karya Inovatif Jebolan KKG BERMUTU)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan mata pelajaran
yang sangat penting bagi siswa karena merupakan pengetahuan dasar untuk
memecahkan persoalan kehidupan. Bisa dikatakan bahwa hampir semua aspek
kehidupan membutuhkan keterampilan matematika. Ketika siswa menguasai
matematika maka akan memudahkan siswa dalam menjalani kehidupannya. Begitu
pentingnya matematika sehingga menjadi mata pelajaran yang diberikan dibangku
sekolah sejak masuk sekolah dasar meskipun terintegrasi dalam pelajaran tematik
di kelas awal sampai kejenjang perguruan tinggi. Siswa akan mengalami kesulitan
belajar untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi ketika tidak memahami dan
menguasai konsep dasar matematika.
Salah
satu konsep dasar dalam pelajaran matematika adalah kemampuan berhitung
(aritmatika). Pelajaran Matematika khususnya dalam hal perhitungan merupakan
pelajaran yang dianggap paling sulit bagi banyak anak. Hal ini sesuai dengan
pendapat Abdurrahman (2003:252) bahwa
dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah dasar, matematika
merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa. Meskipun
demikian siswa tersebut wajib untuk menguasai mata pelajaran tersebut karena
merupakan kebutuhan untuk memecahkan masalah kehidupan sehari hari. Banyak faktor
yang menyebabkan pelajaran matematika menjadi pelajaran yang dihindari oleh
siswa. Salah satunya adalah matematika membutuhkan konsentrasi dan kemampuan
berpikir yang tinggi. Banyak siswa yang merasa terbebani dengan pelajaran
matematika karena dibutuhkan konsetrasi tinggi dalam mempelajari hal tersebut.
Untuk mempelajari matematika maka tugas guru
adalah menyajikan mata pelajaran tersebut dalam situasi yang menyenangkan dan
tidak membosankan bagi siswa. Selain itu dipahami bahwa siswa kelas rendah khususnya
kelas II sekolah dasar menurut Piaget masih dalam tahap operasional konkrit
yaitu umur 7 s.d 11 tahun (dalam Mutiah, 2010: 67). Pemikiran operasional
konkrit yang dialami oleh siswa kelas II sekolah dasar mengcakup penggunaan
operasi. Operasi adalah tindakan mental yang bisa dibalikkan yang berkaitan
dengan objek konkrit nyata (Mutiah, 2010:67). Berdasarkan pendapat tersebut
dapat dikatakan bahwa untuk mengajarkan matematika bagi siswa kelas rendah
khususnya kelas II sekolah dasar dibutuhkan pengalaman konkrit dalam bentuk
objek nyata.
Untuk menghadirkan pengalaman
konkrit dalam bentuk nyata khususnya dalam pelajaran matematika konsep
aritmatika (berhitung), maka seorang guru hendaknya menggunakan media/ alat
peraga sehingga pengalaman belajar yang dimiliki oleh siswa benar-benar nyata
dan tersimpan dengan baik dalam pemahaman siswa.
Aktifitas berhitung bagi siswa kelas
II sekolah dasar bukanlah merupakan pengalaman yang bersifat abstrak. Oleh
karena itu penggunaan alat peraga berhitung yang tepat sangat penting dilakukan
untuk memudahkan siswa dalam mempelajari konsep berhitung. Salah satu
alternatif alat peraga yang bisa digunakan dalam konsep berhitung adalah Tasbih Hitung Bilangan Bulat (TAUBAT).
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
:
Untuk
mengatahui penggunaan alat peraga Tasbih Hitung Bilangan Bulat (Taubat) dapat
meningkatkan kemampuan berhitung 1-100 pada siswa kelas II SD Inpres Bontoloe
Kec. Bontolempangan kab. Gowa.
C.
Manfaat
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.
Peningkatan kemampuan
berhitung siswa dengan menggunakan alat peraga TAUBAT.
2. Sebagai
referensi bagi guru dalam mengajarkan dan meningkatkan kemampuan berhitung
siswa.
3.
Sebagai masukan bagi kepala
sekolah dan pemerintah untuk peningkatan kemampuan matematika siswa.
II.
PELAKSANAAN DALAM PEMBELAJARAN
A.
Tasbih Hitung Bilangan Bulat (TAUBAT)
Tasbih Hitung
Bilangan Bulat disingkat (TAUBAT) merupakan alat peraga yang diciptakan oleh
peneliti sendiri (Ayatollah Hidayat) dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada
di alam sekitar yaitu dari biji Nyamplung atau Pude’ (Bahasa Makassar). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Gambar 1. Tasbih Hitung Bilangan Bulat
(Taubat)
Gambar 2. Alat Peraga Taubat yang akan
digunakan siswa
Tasbih
Hitung Bilangan Bulat (TAUBAT) dibuat dengan berbagai macam warna untuk menarik
perhatian siswa. Pada setiap butiran
Tasbih diberi angka sebagai acuan bagi siswa dalam melakukan perhitungan dengan
menggunakan alat ini.
Penggunaan
alat peraga TAUBAT ini dilakukan dengan menggunakan 2 tangan yaitu tangan kanan
memegang tasbih untuk angka satuan dan tangan kiri memegang tasbih untuk
puluhan. Untuk penjumlahan misalnya: 7 ditambah 8, maka siswa akan mulai
bertasbih sebanyak 7 kali sampai memegang butiran tasbih yang ke tujuh.
Gambar 3. Butiran Tasbih Satuan angka 7
Kemudian bertasbih lagi sebanyak delapan
langkah sebagai tanda bahwa tujuh sebelumnya ditambah dengan delapan. Ketika
memegang pembatas pada tasbih satuan maka otomatis siswa akan bertasbih satu
langkah pada tangan kiri yakni tasbih puluhan sambil terus bertasbih sampai
delapan kali.
Gambar 4. Pembatas tasbih
Akhirnya tasbih akan menunjukkan angka 15
sebagai hasil penjumlahan 7 tambah 8.
Gambar 5. Hasil akhir perhitungan
Keunggulan
dari alat peraga ini adalah selain mudah dibuat, juga sebagai alat peraga yang
dirasakan dan dilakukan langsung oleh siswa sehingga secara konkrit siswa
melakukan kegiatan perhitungan. Kegiatan berhitung konkrit yang dilakukan oleh
siswa memungkinkan siswa memperoleh pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna
sehingga dengan mudah siswa akan memperoleh konsep penjumlahan. Selain itu
adanya aktifitas penggunaan tangan kanan dan tangan kiri secara bersamaan
memungkinkan adanya aktifitas otak kiri dan otak kanan sehingga dapat mengasah
dan meningkatkan serta menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan.
Gambar 6. Taubat dalam Kemasan
III.
HASIL-HASIL PEMBELAJARAN
1.
Perubahan Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
Berdasarkan
hasil observasi/pengamatan yang dilakukan, selain terjadi peningkatan kemampuan
berhitung, terjadi pula perubahan sikap siswa dalam proses pembelajaran..
Adapun
perubahan-perubahan yang dimaksud adalah:
a.
Meningkatkatnya minat
belajar siswa ini menunjukkan bahwa perbaikan sistem manajemen kelas dan
penggunaan alat peraga “TAUBAT” secara lebih maksimal yang dilakukan hasil refleksi
memberikan dampak positif terhadap keinginan dan ketertarikan siswa untuk
belajar.
b. Perhatian
siswa pada proses pembelajaran memperlihatkan adanya peningkatan dengan semakin
banyaknya siswa yang memperhatikan dan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
c. Meningkatnya
angka pertisipasi siswa dengan semakin banyaknya siswa yang aktif dalam
kegiatan pembelajaran yang dilakukan disebabkan
penggunaan alat peraga “TAUBAT” secara lebih optimal menjadi bagian penting
terhadap peningkatan kemampuan berhitung siswa.
d. Semakin
banyaknya siswa yang terlibat dalam kegiatan presentasi baik secara kelompok
maupun individual juga memberikan dampak positif terhadap peningkatan kemampuan
berhitung siswa.
e.
Semakin berkurangnya jumlah
siswa yang melakukan kegiatan yang bukan merupakan kegiatan pembelajaran juga
menjadi hal penting yang menjadi pertanda bahwa anak lebih senang dalam
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan alat peraga “TAUBAT”.
Prestasi Guru Pengembang Alat Peraga
TAUBAT
Membuat alat peraga sangat berguna
terhadap efektifitas proses pembelajaran. Selain itu juga memberikan efek
prestasi bagi guru yang serius terhadap upaya perbaikan pendidikan. Alat praga
TAUBAT ini juga telah mengantarkan penulis menjadi finalis sekaligus Juara III tingkat Nasional pada Lomba
Kreatifitas Ilmiah Guru (LKIG) ke 20 oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) Tahun 2012 yang dilaksanakan pada tanggal 21 -25 September 2012.
IV. SARAN-SARAN PENULIS
Sebagai bahan pertimbangan terhadap
berbagai pihak yang ingin menggunakan alat peraga TAUBAT ini di tempat lain,
berikut saran-saran penulis:
1) Pembuatan alat peraga TAUBAT ini membutuhkan buah
Nyamplung sebagai bahan dasar dalam pembuatannya, akan tetapi jika tidak
terdapat buah nyamplung dapat juga digunakan bahan-bahan lain untuk dibuat
tasbih misalnya bola pimpong, kayu dan lain sebagainya.
2) Hendaknya penggunaan alat peraga TAUBAT ini diberikan
secara individu atau setiap anak memiliki alat peraga ini sehingga pengalaman
belajar dan pengalaman berhitung dengan menggunakan alat TAUBAT ini lebih
bermakna.
3) Alat peraga ini juga dapat dipadukan dengan penggunaan
Quiz Interaktif (Multimedia Interaktif) dan LKS, sehingga diharapkan pengembang
dapat juga memadukan dengan dua hal di atas.
4) Penggunaan alat peraga TAUBAT ini membutuhkan
aktifitas siswa, sehingga diharapkan untuk menghindari aktifitas yang berpusat
pada guru.
IZIN COPY GAN...!
ReplyDeletepinjam latar belakangnya pak ayat nah
ReplyDeleteCopy latar belakangnya kbtukan kena bnget.
ReplyDeleteIzin copas latar belakangnya kbtulan kena bnget
ReplyDeleteSangat menginspirasi kami sebagai guru,ijin utk membuat alat peraga seperti ini,terima kasih
ReplyDeleteIZIN COPY GAN
ReplyDeleteizin untuk membuat dan mengajarkan alat peraga ini untuk siswa di sdn pakal 1 surabaya
ReplyDelete