Pages

Thursday, February 21, 2013

Best Practice " ALAT PERAGA TASBIH HITUNG BILANGAN BULAT"


Best Practice
PENGGUNAAN ALAT PERAGA TASBIH HITUNG BILANGAN BULAT (TAUBAT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG 1-100 KELAS II                   SD INPRES BONTOLOE KECAMATAN BONTOLEMPANGAN KABUPATEN GOWA
(Karya Inovatif Jebolan KKG BERMUTU)

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting bagi siswa karena merupakan pengetahuan dasar untuk memecahkan persoalan kehidupan. Bisa dikatakan bahwa hampir semua aspek kehidupan membutuhkan keterampilan matematika. Ketika siswa menguasai matematika maka akan memudahkan siswa dalam menjalani kehidupannya. Begitu pentingnya matematika sehingga menjadi mata pelajaran yang diberikan dibangku sekolah sejak masuk sekolah dasar meskipun terintegrasi dalam pelajaran tematik di kelas awal sampai kejenjang perguruan tinggi. Siswa akan mengalami kesulitan belajar untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi ketika tidak memahami dan menguasai konsep dasar matematika.
Salah satu konsep dasar dalam pelajaran matematika adalah kemampuan berhitung (aritmatika). Pelajaran Matematika khususnya dalam hal perhitungan merupakan pelajaran yang dianggap paling sulit bagi banyak anak. Hal ini sesuai dengan pendapat  Abdurrahman (2003:252) bahwa dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah dasar, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa. Meskipun demikian siswa tersebut wajib untuk menguasai mata pelajaran tersebut karena merupakan kebutuhan untuk memecahkan masalah kehidupan sehari hari. Banyak faktor yang menyebabkan pelajaran matematika menjadi pelajaran yang dihindari oleh siswa. Salah satunya adalah matematika membutuhkan konsentrasi dan kemampuan berpikir yang tinggi. Banyak siswa yang merasa terbebani dengan pelajaran matematika karena dibutuhkan konsetrasi tinggi dalam mempelajari hal tersebut.
             Untuk mempelajari matematika maka tugas guru adalah menyajikan mata pelajaran tersebut dalam situasi yang menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa. Selain itu dipahami bahwa siswa kelas rendah khususnya kelas II sekolah dasar menurut Piaget masih dalam tahap operasional konkrit yaitu umur 7 s.d 11 tahun (dalam Mutiah, 2010: 67). Pemikiran operasional konkrit yang dialami oleh siswa kelas II sekolah dasar mengcakup penggunaan operasi. Operasi adalah tindakan mental yang bisa dibalikkan yang berkaitan dengan objek konkrit nyata (Mutiah, 2010:67). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa untuk mengajarkan matematika bagi siswa kelas rendah khususnya kelas II sekolah dasar dibutuhkan pengalaman konkrit dalam bentuk objek nyata.
            Untuk menghadirkan pengalaman konkrit dalam bentuk nyata khususnya dalam pelajaran matematika konsep aritmatika (berhitung), maka seorang guru hendaknya menggunakan media/ alat peraga sehingga pengalaman belajar yang dimiliki oleh siswa benar-benar nyata dan tersimpan dengan baik dalam pemahaman siswa.
            Aktifitas berhitung bagi siswa kelas II sekolah dasar bukanlah merupakan pengalaman yang bersifat abstrak. Oleh karena itu penggunaan alat peraga berhitung yang tepat sangat penting dilakukan untuk memudahkan siswa dalam mempelajari konsep berhitung. Salah satu alternatif alat peraga yang bisa digunakan dalam konsep berhitung adalah Tasbih Hitung Bilangan Bulat (TAUBAT).
           
B.  Tujuan
            Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengatahui penggunaan alat peraga Tasbih Hitung Bilangan Bulat (Taubat) dapat meningkatkan kemampuan berhitung 1-100 pada siswa kelas II SD Inpres Bontoloe Kec. Bontolempangan kab. Gowa.

C. Manfaat
            Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Peningkatan kemampuan berhitung siswa dengan menggunakan alat peraga TAUBAT.
2.    Sebagai referensi bagi guru dalam mengajarkan dan meningkatkan kemampuan berhitung siswa.
3.    Sebagai masukan bagi kepala sekolah dan pemerintah untuk peningkatan kemampuan matematika siswa.

II. PELAKSANAAN DALAM PEMBELAJARAN
A. Tasbih Hitung Bilangan Bulat (TAUBAT)
            Tasbih Hitung Bilangan Bulat disingkat (TAUBAT) merupakan alat peraga yang diciptakan oleh peneliti sendiri (Ayatollah Hidayat) dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di alam sekitar yaitu dari biji Nyamplung atau Pude’ (Bahasa Makassar). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1. Tasbih Hitung Bilangan Bulat (Taubat)
Gambar 2. Alat Peraga Taubat yang akan digunakan siswa
            Tasbih Hitung Bilangan Bulat (TAUBAT) dibuat dengan berbagai macam warna untuk menarik perhatian siswa. Pada  setiap butiran Tasbih diberi angka sebagai acuan bagi siswa dalam melakukan perhitungan dengan menggunakan alat ini.
            Penggunaan alat peraga TAUBAT ini dilakukan dengan menggunakan 2 tangan yaitu tangan kanan memegang tasbih untuk angka satuan dan tangan kiri memegang tasbih untuk puluhan. Untuk penjumlahan misalnya: 7 ditambah 8, maka siswa akan mulai bertasbih sebanyak 7 kali sampai memegang butiran tasbih yang ke tujuh.
Gambar 3. Butiran Tasbih Satuan angka 7
Kemudian bertasbih lagi sebanyak delapan langkah sebagai tanda bahwa tujuh sebelumnya ditambah dengan delapan. Ketika memegang pembatas pada tasbih satuan maka otomatis siswa akan bertasbih satu langkah pada tangan kiri yakni tasbih puluhan sambil terus bertasbih sampai delapan kali.
Gambar 4. Pembatas tasbih
Akhirnya tasbih akan menunjukkan angka 15 sebagai hasil penjumlahan 7 tambah 8.
Gambar 5. Hasil akhir perhitungan
            Keunggulan dari alat peraga ini adalah selain mudah dibuat, juga sebagai alat peraga yang dirasakan dan dilakukan langsung oleh siswa sehingga secara konkrit siswa melakukan kegiatan perhitungan. Kegiatan berhitung konkrit yang dilakukan oleh siswa memungkinkan siswa memperoleh pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna sehingga dengan mudah siswa akan memperoleh konsep penjumlahan. Selain itu adanya aktifitas penggunaan tangan kanan dan tangan kiri secara bersamaan memungkinkan adanya aktifitas otak kiri dan otak kanan sehingga dapat mengasah dan meningkatkan serta menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan. 




 











Gambar 6. Taubat dalam Kemasan

III. HASIL-HASIL PEMBELAJARAN
1. Perubahan Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
            Berdasarkan hasil observasi/pengamatan yang dilakukan, selain terjadi peningkatan kemampuan berhitung, terjadi pula perubahan sikap siswa dalam proses pembelajaran..
            Adapun perubahan-perubahan yang dimaksud adalah:
a.    Meningkatkatnya minat belajar siswa ini menunjukkan bahwa perbaikan sistem manajemen kelas dan penggunaan alat peraga “TAUBAT” secara lebih maksimal yang dilakukan hasil refleksi memberikan dampak positif terhadap keinginan dan ketertarikan siswa untuk belajar.
b.    Perhatian siswa pada proses pembelajaran memperlihatkan adanya peningkatan dengan semakin banyaknya siswa yang memperhatikan dan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
c.    Meningkatnya angka pertisipasi siswa dengan semakin banyaknya siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan disebabkan penggunaan alat peraga “TAUBAT” secara lebih optimal menjadi bagian penting terhadap peningkatan kemampuan berhitung siswa.
d.    Semakin banyaknya siswa yang terlibat dalam kegiatan presentasi baik secara kelompok maupun individual juga memberikan dampak positif terhadap peningkatan kemampuan berhitung siswa.
e.    Semakin berkurangnya jumlah siswa yang melakukan kegiatan yang bukan merupakan kegiatan pembelajaran juga menjadi hal penting yang menjadi pertanda bahwa anak lebih senang dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan alat peraga “TAUBAT”.

Prestasi Guru Pengembang Alat Peraga TAUBAT
            Membuat alat peraga sangat berguna terhadap efektifitas proses pembelajaran. Selain itu juga memberikan efek prestasi bagi guru yang serius terhadap upaya perbaikan pendidikan. Alat praga TAUBAT ini juga telah mengantarkan penulis menjadi finalis sekaligus Juara III tingkat Nasional pada Lomba Kreatifitas Ilmiah Guru (LKIG) ke 20 oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Tahun 2012 yang dilaksanakan pada tanggal 21 -25 September 2012.

IV. SARAN-SARAN PENULIS
            Sebagai bahan pertimbangan terhadap berbagai pihak yang ingin menggunakan alat peraga TAUBAT ini di tempat lain, berikut saran-saran penulis:
1)    Pembuatan alat peraga TAUBAT ini membutuhkan buah Nyamplung sebagai bahan dasar dalam pembuatannya, akan tetapi jika tidak terdapat buah nyamplung dapat juga digunakan bahan-bahan lain untuk dibuat tasbih misalnya bola pimpong, kayu dan lain sebagainya.
2)    Hendaknya penggunaan alat peraga TAUBAT ini diberikan secara individu atau setiap anak memiliki alat peraga ini sehingga pengalaman belajar dan pengalaman berhitung dengan menggunakan alat TAUBAT ini lebih bermakna.
3)    Alat peraga ini juga dapat dipadukan dengan penggunaan Quiz Interaktif (Multimedia Interaktif) dan LKS, sehingga diharapkan pengembang dapat juga memadukan dengan dua hal di atas.
4)    Penggunaan alat peraga TAUBAT ini membutuhkan aktifitas siswa, sehingga diharapkan untuk menghindari aktifitas yang berpusat pada guru.

7 komentar:

  1. pinjam latar belakangnya pak ayat nah

    ReplyDelete
  2. Copy latar belakangnya kbtukan kena bnget.

    ReplyDelete
  3. Izin copas latar belakangnya kbtulan kena bnget

    ReplyDelete
  4. Sangat menginspirasi kami sebagai guru,ijin utk membuat alat peraga seperti ini,terima kasih

    ReplyDelete
  5. izin untuk membuat dan mengajarkan alat peraga ini untuk siswa di sdn pakal 1 surabaya

    ReplyDelete