Pages

Sunday, February 26, 2012

Sistem pembelajaran tuntas berkelanjutan

SISTEM PEMBELAJARAN

KELAS TUNTAS BERKELANJUTAN

Sistem yang ada melahirkan hasil yang ada, jika diinginkan hasil yang lain, sistem harus diubah”

Sir Cristhopher Ball

1. Pengertian Sistem Pembelajaran Kelas Tuntas

Berkelanjutan (Automatic Promotion)

Sistem pembelajaran kelas tuntas berkelanjutan (Automatic Promotion) adalah proses pembelajaran yang berusaha membimbing peserta didik dalam menuntaskan semua kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran secara berkelanjutan dengan menggunakan beragam metode pembelajaran. Dari pengertian tersebut jelas bahwa aktifitas proses pembelajaran adalah fokus dalam sistem ini. Dalam sistem pembelajaran ini, peserta didik diharuskan untuk dapat menguasai secara tuntas setiap kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran yang diberikan.

Sistem pembelajaran tuntas menganut filosofi belajar yang berdasar pada anggapan bahwa semua peserta didik dapat belajar bila diberi waktu yang cukup dan kesempatan belajar yang memadai. Selain itu, dipercaya bahwa setiap peserta didik dapat mencapai ketuntasan atau penguasaan pembelajaran terhadap kompetensi jika standar dari kompetensi tersebut dalam kurikulum dirumuskan dan dinyatakan dengan jelas, penilaian yang ada dapat mengukur dengan tepat kemajuan peserta didik terhadap penguasaan materi, serta kegiatan pembelajaran baik strategi dan metodenya sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dalam kurikulum. Dalam pembelajaran kelas tuntas berkelanjutan, peserta didik tidak berpindah ke kompetensi yang lain jika ia belum menguasai kompetensi tersebut.

Kegiatan pembelajaran dalam sistem pembelajaran kelas tuntas berkelanjutan, dilakukan sedemikian rupa sehingga tujuan intruksional yang ingin dicapai dalam pembelajaran dapat diperoleh secara optimal sehingga proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien. Belajar tuntas pada dasarnya merupakan strategi pembelajaran yang diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok (gruop based approach).

Penciptaan dan penataan kelas yang mendukung peserta didik dalam belajar perlu dilakukan agar peserta didik dapat menguasai pembelajaran. Dalam hal ini seorang guru harus dapat menyiapkan konteks tempat peserta didik dapat belajar. Terdapat empat aspek dalam hal penataan tempat belajar yaitu: (a) suasana belajar, (b) landasan belajar, (c) lingkungan belajar, dan (d) rancangan belajar.

Suasana belajar yang dimaksud adalah kondisi yang dapat merangsang peserta didik untuk dapt merasa nyaman dalam belajar. Suasana yang penuh kegembiraan membawa kegembiraan pula dalam belajar (Depotter, 2003:14). Landasan belajar merupakan pedoman yang disepakati oleh guru dan peserta didik sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran, landasan pembelajaran bisa mencakup kerangka kerja, kesepakatan, kebijakan, prosedur atau aturan bersama dalam kelas. Keberadaan landasan belajar sangat penting dalam menentukan arah kegiatan pembelajaran yang akan dicapai. Lingkungan belajar merupakan kondisi sekitar peserta didik yang mendukung bagi peserta didik untuk dapat belajar secara optimal, lingkungan belajar mencakup kondisi ruang kelas, penataan kelas, segala hal yang dapat mendukung proses belajar peserta didik. Rancangan merupakan penciptaan unsur-unsur penting yang bisa menumbuhkan minat peserta didik dalam belajar.

Sistem pembelajaran kelas tuntas berkelanjutan mengharuskan setiap peserta didik menuntaskan/ menguasai kompetensi pada suatu bidang sebelum ke bidang berikutnya yang dapat meminimalkan kemungkinan kesulitan yang lebih besar yang akan dialami oleh peserta didik yang tidak menguasai/ menuntaskan materi sebelumnya. Ketika seorang peserta didik menuju kompetensi berikutnya sementara belum menguasai kompetensi sebelumnya yang menjadi pengetahuan prasyarat untuk meteri berikutnya, maka tentu akan memperoleh kesulitan yang lebih besar dalam menguasai kompetensi tersebut karena konsep dan keterampilan sebelumnya menjadi landasan untuk pembelajaran selanjutnya. Terdapat tiga asumsi dasar dalam sistem pembelajaran kelas tuntas yaitu:

(1) Hampir setiap peserta didik dapat belajar menguasai topik tertentu sampai tuntas. Artinya, bahwa terdapat potensi pada setiap peserta didik untuk menuntaskan setiap kompetensi yang diberikan.

(2) Beberapa peserta didik membutuhkan waktu lebih lama untuk menguasai suatu topik dibandingkan peserta didik lain. Terdapat perbedaan kemampuan, minat dan bakat setiap peserta didik dalam kelas.

(3) Beberapa peserta didik membutuhkan bantuan lebih banyak dibandingkan peserta didik lain.

Ketiga hal tersebut di atas, menunjukkan bahwa sistem pembelajaran kelas tuntas berkelanjutan merupakan pendekatan yang sangat optimis terhadap pengajaran. Hal ini karena sistem pembelajaran kelas tuntas berkelanjutan beranggapan bahwa sebagian besar anak dapat mempelajari kompetensi pembelajaran apabila diberikan waktu dan intruksi yang cukup sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Terdapat empat komponen dalam pembelajaran kelas tuntas berkelanjutan yaitu:

(1) Adanya unit-unit yang kecil dan terpisah (sistem modul) dimana pokok bahasan dibagi menjadi beberapa pertemuan yang masing-masing mencakup sejumlah kecil materi atau kompetensi. Adanya pemisahan menjadi bagian-bagian kecil yang memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk dapat menuntaskan pembelajaran secara mudah, bertahap dan berkelanjutan.

(2) Adanya rangkaian/ urutan yang logis. Rangkaian yang logis dimulai dari hal yang sifatnya sederhana ke hal yang lebih kompleks sehingga mudah bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi tersebut.

(3) Setiap peserta didik hanya boleh beralih ke unit/ kompetensi yang baru jika mereka telah menguasai unit/ kompetensi sebelumnya sehingga setiap selesai satu kompetensi dievaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar peserta didik.

(4) Adanya kegiatan tambahan atau latihan bagi peserta didik yang membutuhkan bantuan. Hal ini dapat berupa kegiatan perbaikan atau pengayaan. Bagi peserta didik yang telah tuntas lebih cepat dari yang lainnya dapat diberikan pengayaan atau diminta untuk bertindak sebagai tutor bagi temannya yang belum tuntas.

0 komentar:

Post a Comment