Pages

Sunday, February 26, 2012

Mengapa kita harus menggunakan sistem pembelajarn kelas tuntas

“Biarkanlah peserta didik menggantungkan cita dan asa setinggi langit, andaipun mereka terjatuh mereka akan terdampar di antara bintang-bintang”

Wujud kecintaan kita terhadap negara adalah menjadi profesional di bidang kita masing-masing. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencapai itu, namun kata kunci universal dari semua yang kita lakukan untuk meraih itu adalah “Ilmu”. Segala macam profesi yang dilakukan tanpa ilmu, maka profesi itu akan sia-sia dan akan gagal dalam mencapai tujuannya. Bukankah telah nyata dalam berbagai literatur khususnya tinjauan agama bahwa secara universal Allah Tuhan kita semua secara jelas melarang kita untuk tidak mengerjakan suatu pekerjaan yang tidak dibarengi dengan ilmu pengetahuan untuk mengerjakan pekerjaan itu “Walaa Tahfuu malaisyalakaa bihii ilmuun” artinya “dan janganlah kamu mengerjakan sesuatu tanpa ilmu.

Sama halnya ketika kita semua selaku pendidik, yang tidak mampu membekali dirinya dengan berbagai macam ilmu, mungkin saja secara legal konstitusional diakui oleh negara sebagai guru profesional melalui sertifikasi guru, namun yang bisa tahu dengan persis apakah kita semua ini telah profesional sebagai pendidik adalah diri kita masing-masing. Kesemuanya itu tercermin dari indikator seberapa besar niat dan komitmen kita untuk berbuat dalam mengemban amanah sebagai pendidik.

Wujud dan keinginan kita untuk menjadi guru profesional tertulis dalam buku ini sebagai panggilan nurani kita untuk menemukan ilmu, khususnya tentang “Sistem Pembelajaran Kelas Tuntas Berkelanjutan”. Beruntunglah bagi kita yang berkesempatan membaca dan mempelajari buku ini, jaminannya adalah pemahaman tentang sistem pembelajaran kelas tuntas berkelanjutan sebagai jawaban berbagai macam dilema yang dihadapi oleh dunia pendidikan yang merupakan hasil dari sistem yang telah ada saat ini. Sungguh menyedihkan jika ditilik secara mendalam tentang hasil yang diperoleh oleh sistem pembelajaran kita yang sudah ada ini. Pola perilaku pengajaran yang biasa tentu akan menghasilkan hasil pembelajar yang biasa pula, dibutuhkan hal yang luar biasa untuk bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa pula dan hal itu hanya bisa dilakukan oleh guru yang profesional, kreatif dan mau bekerja keras.

If you take the same action every day, you will always get the same result, if you want a different result, the must change you action”

Lantas apa yang akan kita lakukan sebagai pendidik melihat hasil pendidikan yang telah dilakukan sistem yang terdahulu?. Ada tiga opsi yang bisa kita pilih, yang pertama terus mengikuti dan membiarkan sistem yang telah ada yang tentunya hasil yang akan diperoleh dari sistem itu telah terlihat di masa sekarang, kondisi generasi bangsa kita di masa yang akan datang tidak akan jauh beda dengan kondisi kita bahkan lebih rendah dari apa yang telah dicapai sekarang karena persaingan yang begitu ketat. Opsi yang kedua adalah membiarkan begitu saja dan acuh tak acuh seolah tidak mau tahu dan peduli dengan sistem pendidikan kita, kalau hal ini terjadi sama saja kita membiarkan generasi dan anak cucu kita terus mengalami degradasi dan kemunduran yang nantinya akan bermuara pada kehancuran dan perbudakan. Opsi yang ketiga adalah menemukan solusi cerdas dan segera berbuat dan memperbaiki sistem yang ada dalam rangka penyelamatan generasi bangsa yang akan datang. Salah satu wujud niat dan keinginan kita untuk memperbaiki sistem pendidikan adalah dengan dukungan dan semangat untuk memahami dan mengaplikasikan sistem pembelajaran kelas tuntas berkelanjutan.

“Kita tidak boleh lupa bahwa pendidikan bukan hanya kejadian sekali saja bagi seorang yang berusia di bawah 18 tahun. Konsensus baru harus didasarkan pada akses yang luas terhadap pendidikan tinggi dan peluang berkesinambungan bagi setiap orang dewasa untuk belajar sepanjang hayat”

(Tony Blair)

Belajar adalah petualangan seumur hidup, perjalanan eksplorasi tanpa akhir yang tidak terbingkai oleh sistem pendidikan yang kaku. Pada hakikatnya belajar adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengubah perilaku (behavioral change) pada individu yang belajar. Petualangan pembelajaran yang dilakukan hendaknya melibatkan seluruh kemampuan untuk secara terus menerus sepanjang hayat. Membelajarkan generasi hendaknya harus dimulai jauh sebelum hari pertama masuk sekolah dan terus berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu, sistem pendidikan tidak boleh menghegemoni dan membatasi semangat belajar sepanjang hayat misalnya dengan ujian beberapa mata pelajaran saja ataupun istilah tinggal kelas yang justru akan mengkerdilkan dan menghambat semangat dan aktifitas generasi. Yang harus kita lakukan adalah memberikan dorongan dengan menyiapkan segala fasilitas yang mendukung untuk generasi kita agar terus belajar mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Jangan biarkan generasi kita yang memiliki potensi dan bakat untuk menjadi bintang kelas dan juara di bidangnya terbelenggu oleh sistem yang tidak mengakomodir potensi tersebut. Dan jangan biarkan pula generasi kita yang mempunyai semangat dan keinginan untuk terus belajar sepanjang hayat terbatasi hanya karena tidak adanya kesempatan dan kurangnya fasilitas, sesungguhnya aset yang paling esensial yang dimiliki oleh bangsa kita adalah generasi yang unggul dan cerdas.

Sistem pendidikan nasional telah mengamanatkan dan meminta kita untuk memahami bahwa sesungguhnya pendidikan itu adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas No. 23 Tahun 2003). Namun, lagi-lagi ujung tombak dan kunci sukses keberhasilan pencapaian tujuan nasional berada di pundak guru, sehingga belajar terus menerus dan berbenah diri memperbaiki kondisi pengajaran bagi guru adalah sesuatu yang mutlak adanya.

Bagaimana menciptakan suasana belajar yang kondusif, seperti apa proses pembelajaran yang baik, serta upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi?, pertanyaan itu adalah pertanyaan minimal yang harus dijawab oleh kita semua sebagai jawaban atas amanat negara sehingga kita semua bisa dikategorikan oleh negara sebagai guru profesional. Ketika kita telah mampu menjawab pertanyaan tersebut dengan aksi nyata maka akan terlihat perubahan pada pendidikan kita sesuai dengan tujuan pendidikan nasional tersebut.

Kata kunci untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah “perubahan”. Perubahan merupakan kata lain dari pertumbuhan, sinonim dari kata belajar yang semuanya bermuara pada konsep “ilmu”. Setiap perubahan yang dilakukan perlu pengkajian dan perubahan yang paling kecil yang bisa kita lakukan adalah mengubah diri kita sendiri, dengan memulai paradigma berpikir kita untuk segera berbuat yang terbaik bukan hanya sekedar menggugurkan kewajiban, akan tetapi lebih dari itu menjadi profesi guru sebagai amanah yang harus diemban untuk kebaikan generasi kita yang akan datang.

Salah wujud bahwa kita ingin melakukan perubahan adalah dengan belajar sepanjang hayat atau belajar secara berkelanjutan, jika kita semua tidak mampu untuk terus belajar secara berkelanjutan (belajar sepanjang hayat) untuk mengatasi perubahan, berani mengambil inisiatif (prakarsa) dengan menggunakan pertimbangan dan keputusan yang baik dan rasional dalam rangka menemukan solusi cerdas dan kreatif terhadap masalah kita khususnya masalah pendidikan kita, maka kita akan tergantikan oleh teknologi dan negara lain.

Bill Gates, pendiri perusahaan Microsoft (dalam Colin Rose, 2009:17) mengatakan bahwa

“dalam dunia yang berubah, pendidikan adalah modal utama bagi seseorang agar bisa beradaptasi. Ketika perekonomian berubah, setiap orang dan kelompok masyarakat yang terdidik dengan baik cenderung melakukan hal-hal yang terbaik. Biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk menguasai keterampilan baru akan meningkat. Maka, nasihat saya adalah alangkah baiknya jika setiap orang mendapatkan pendidikan formal yang baik kemudian tetap terus belajar. Dapatkanlah keterampilan dan kecakapan baru sepanjang hayat anda”

Jelas terlihat dari pendapat tersebut di atas bahwa sesungguhnya hanya dengan belajar sepanjang hayat (berkelanjutan) dengan memperbaiki dan meningkatkan mutu kualitas pendidikan kita melalui perimbangan antara afektif, kognitif dan psikomotorik melalui kelas tuntas berkelanjutan akan tercipta perubahan di masa yang akan datang.

0 komentar:

Post a Comment