Pages

Friday, June 12, 2009

Kritikan terhadap Pendidikan Gratis

Pengaruh Pendidikan Gratis di Kabupaten Gowa bagi peningkatan efektifitas pembelajaran siswa

(Artikel ini kami kutip dari salah satu blog hasil penjelajahan kami )

Dengan adanya program Pendidikan Gratis di Kabupaten Gowa, sudah banyak anak usia sekolah yang bercita-cita untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Terlebih lagi dengan orang tua mereka. Seakan-akan, apa yang telah lama diimpikan oleh rakyat kecil terpenuhi. Sehingga setelah mereka selesai menempuh ujian akhir, telah tersusun rapi di benak mereka untuk mendaftar di sekolah favorit masing-masing.

Namun yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apakah program pendidikan gratis ini mampu menghasilkan anak didik yang berkompeten dan sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh UUD 1945, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan keTuhanan Yang Maha Esa??

Karena seperti yang kita lihat pada realita yang ada di masyarakat sekarang ini, jika terdapat suatu barang yang murah (dengan kata lain “obral”), maka mereka akan berbondong-bondong untuk mendatanginya tanpa mempertimbangkan mutu dari barang yang akan dibeli tersebut.

Nah…Jangan-jangan… Tujuan pemerintah untuk meratakan pendidikan pada semua kalangan malah akan menghasilkan barang rongsokan. (maaf, jika saya mengatakan hal ini). Mengapa saya mengatakan seperti itu? Cobalah lihat ke dalam 14 poin (kalau tidak salah) kesepakatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk tidak memaksakan pemakaian seragam ataupun foto, dan juga beberapa poin lain secara mendetail.

Dalam poin tersebut(mengenai baju seragam), saya sebagai seorang warga merasa prihatin mendengar keputusan seperti itu. Coba Anda bayangkan, seragam sekolah adalah bentuk atau symbol yang menandakan bahwa mereka adalah sekelompok anak sekolah yang sedang duduk di tingkat Sekolah Dasar ataupun SLTP. Dan seragam itu pula yang membedakan mereka dengan lingkungan sekitar mereka bahwa mereka adalah anak didik. Jadi…bisa Anda bayangkan, jika sekarang ini di Kabupaten Gowa, kita tidak lagi bisa mengenali manakah yang termasuk peserta didik dan dari tingkatan manakah mereka saat ini. Karena sebagian dari peserta didik yang pada dasarnya memang tidak menyukai seragam, hanya mengenakan setelan celana pendek dan baju kaos oblong sesuka mereka. Mereka akan merasa pongah dengan ketetapan pemerintah Gowa yang telah memasukkan poin tersebut. Jika ada yang melakukan teguran, boleh jadi anak tersebut akan melaporkan gurunya kepada Bapak Bupati dengan alasan Sang Guru telah melakukan kekerasan kepada siswanya. Wah?????

Kemudian, jika dilihat dari penanaman nilai-nilai moral yang diberikan kepada peserta didik. Hal ini akan sangat berpengaruh bagi mereka. Karena melakukan suatu kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus dan secara terencana merupakan jalan untuk membina kedisiplinan. Bukankah kedisiplinan adalah suatu hal yang dianggap penting dalam usaha untuk mencerdaskan bangsa??? Belum lagi, jika dalam suatu kelas terdapat beberapa siswa yang tidak menggunakan seragam, maka hal ini akan menarik perhatian dari teman-teman mereka.Mereka akan mengeluarkan pendapat mengenai siswa yang tidak menggunakan seragam ataupun hal lainnya yang dapat mengganggu temannya. Sehingga hal ini otomatis akan mengganggu efektifitas pembelajaran.

Nah…selanjutnya adalah yagn akan saya tanyakan adalah apakah pemerintah di kabupaten Gowa telah memperhitungkan pengaruh dari Program Pendidikan Gratis itu sendiri?

0 komentar:

Post a Comment