Pages

Saturday, August 8, 2009

Tokoh-tokoh jaringan teroris di Indonesia


Berikut adalah artikel yang terhimp[un mengenai siapa aja dibalik kelompok yang meresahkan ibu pertiwi karena dianggap teroris :
Saat bertemu dengan Amien Rais, Ketua MPR, 16 Desember 2002 di Jakarta, Perdana Menteri Singapura Goh Chok Tong mengatakan, ada lima ribu anggota Jamaah Islamiyah (JI) tersebar di negara-negara Asia Tenggara. Goh mengungkap hasil penyelidikan pemerintahnya terhadap JI di Singapura, dan menyimpulkan, organisasi ini memiliki beberapa operator. “Singapura yakin, operator-operator JI ada di Indonesia,” kata Amien usai pertemuan. Menurut Goh, JI adalah jaringan Al-Qaidah di Asia Tenggara, dan merupakan jaringan teroris yang tersebar dalam bentuk sel di kawasan sangat luas. “Walau sebagian tertangkap di Singapura dan Indonesia, mereka terlalu banyak,” kata Goh.

Awal 2001, Singapura menangkap sejumlah orang yang diduga merencanakan peledakan bom ke perwakilan Amerika Serikat dan Inggris di Singapura. Mereka, kata Goh, mengaku anggota JI pimpinan Abu Bakar Ba’asyir, Amir Majelis Mujahidin Indonesia.

Pada 24 Desember 2002, ideolog JI, Abdul Wahid Kadungga, ditangkap Kepolisian Resor Balikpapan. Dirinya ditangkap di Bandara Temindung, Balikpapan, Kalimantan Timur, setelah turun pesawat Merpati dari Tarakan. Kadungga adalah menantu pemimpin Darul Islam/Tentara Islam Indonesia Sulawesi Selatan Kahar Muzakkar. Ia keluar dari Indonesia sekitar akhir 1960 dan belajar di Koln, Jerman. Ia ikut mendirikan dan menjadi ketua umum pertama Persatuan Pemuda Muslim Se-Eropa (PPME), pada 1971.

Berdasarkan permintaan kepolisian Singapura, 2 Februari 2003, polisi Indonesia menangkap seorang ketua JI berkewarganegaraan Singapura di Tanjung Pinang, Riau. Tokoh JI itu adalah Mas Slamet Bin Kastari yang selama ini menjadi buron interpol. Ketika ditangkap, Slamet sedang bersama anak dan istrinya. Slamet masuk daftar merah (red notice) interpol karena diduga terlibat dalam perencanaan pembajakan pesawat dari Bangkok, Thailand ke Singapura. Pada 8 Februari 2003, Mas Slamet bin Kastari alias Edi Hariyanto (41), dipindahkan dari tahanan Markas Kepolisian Resor Kota (Mapolresta) Tanjung Pinang ke Markas Kepolisian Daerah (Polda) Riau Pekanbaru.

Ditemukannya beberapa dokumen, seperti buku-buku berjudul Pedoman Umum Perjuangan Jemaah Islamiyah, Pembentukan Sikap Dasar Jemaah Islamiyah, Laporan PTA Yamuq Dauru I yang berisi tentang latihan fisik kemiliteran seperti menembak sasaran dengan hasil-hasilnya, Cara Membuat Bom, Islamic Military of Jemaah Islamiyah, serta 16 buku kemiliteran, peta, dan topografi gambar-gambar senjata api ukuran kertas koran, serta tertangkapnya beberapa pentolan teror, diketahui adanya kelompok-kelompok dalam Jaringan Islamiyah (JI).

Pekanbaru dan Medan
Tokoh di Pekanbaru adalah Datok Raja Ame, Ketua Wakalah Pekanbaru yang ditangkap pada 20 Mei 2003. Di Medan, Tokohnya adalah Abu Hanifah, Ketua Wakalah Sumatera Utara (buron). Aksi mereka adalah:
- Peledakan bom di 15 lokasi di Pekanbaru an Medan pada Malam Natal 2000
- Penembakan sopir pendeta, Chaleb Situmorang
- Bersama dengan kelompok Tony Togar, merampok money-changer di Dumai (2002) dan nasabah bank Lippo (6 Mei 2003).

Anggota kelompok lain yang ditangkap adalah mantan Kapten Yasid Safaat (di Malaysia). Sementara itu, yang ditangkap di Pekanbaru dan Medan adalah Indra Warman alias Tomy Togar (33 tahun), Fadli Sadama alias Acin (21), Purwadi alias Sony (33), Ramli alias Tono alias Regar (30), Syahrudin Harahap alias Aan alias Ramses alias Chandra (30), Tatang alias Aryo alias Jono (24), Ramli alias Gogon alias Agus (30), Mustafa alias Hendra (30), Bima Ary Surjanto alias Karyo (32) dan Imbalo Hasibuan (30).
Tokoh di Batam merangkap Banten adalah Imam Samudra (terpidana vonis mati), di Bengkulu dan Padang adalah Asmar Latin Sani (tewas dalam ledakan di Hotel JW Marriott), di Bandung adalah Fatih alias Jabir (tewas dalam ledakan di Antapani, Bandung), di Semarang adalah Mustofa (tertangkap) dan di Palu, Sulawesi adalah Chairuddin alias Moh.Nasir Abbas (tertangkap).

Bengkulu dan Padang
Tikohnya adalah Mohamad Rais (tertangkap) dan Asmar Latin Sani (tewas). Aksi mereka adalah peledakan bom di Hotel JW Marriott yang menelan sepuluh korban jiwa dan ratusan lainnya terluka. Kelompok Padang dan Bengkulu sebelumnya merupakan sel tidur yang belakangan diaktifkan oleh Dr. Azahari, Nurdin M. Top dan Dulmatin.

Batam
Tokohnya adalah Imam Samudra alias Kudama, Heri Hafidin (buron), Basuki, Fajar bin Mashudi dan Hasan bin Abbas (tertangkap). Imam Samudra adalah Komandan Tim Peledakan Bom Bali, dan merupakan tokoh penting JI serta kawan dekat Hambali. Sementara itu, Haeri Hafidin adalah perekrut anggota baru. Aksi kelompok ini adalah peledakan empat gereja di Batam (Gereja Pantekosta Pelita, Gereja GKPS Sei Panas, Gereja Bethany May Mart dan Gereja Beato Damian) yang melukai 23 orang. Kelompok ini kemudian kocar-kacir.

Serang, Banten
Tokoh di Serang, Banten ini adalah Abdul Azis alias Imam Samudra. Sebelum ditangkap pada 11 November 2002, dirinya merupakan tokoh misterius dan namanya selalu disebut-sebut dalam berbagai aksi ledakan bom. Aksinya adalah:
- Perampokan toko mas Elita, Serang
- Peledakan bom Legian Kuta, Bali (12 Oktober 2002)
- Pelatihan militer di Saketi, Pandeglang
Anggota kelompok yang ditangkap di Serang adalah Abdul Rauf, Andri Octavia, Andi Hidayat dan Junaedi. Diduga, masih banyak tokoh dalam kelompok ini yang belum ditangkap.

Jakarta
Tokohnya adalah Abdul Jabar dan Asep alias Darwin. Arwin pernah aktif di Gerakan Pemuda Islam, organisasi yang pernah mengirim relawan jihad ke Afganistan. Abdul Jabar adalah anak Ahmad Kandai, pelaku penggranatan Presiden Sukarno di Cikini (1957). Ia menyerah kepada polisi Dompu, Nusa Tenggara Barat (17 Januari 2003). Bersama dengan Amrozi (kelompok Lamongan) dan Fathur Rohman Al-Ghozi (Filipina), melakukan aksi peledakan rumah Duta Besar Filipina untuk Indonesia di Jakarta (Agustus 2000) dan Malam Natal 2000. Anggota lain yang ditangkap adalah Amrozi bin Nurhasyim dan Farihin. Kelompok ini masih aktif karena masih ada yang belum tertangkap, seperti Asep alias Darwin alias Abdullah.

Bandung
Hambali dan Fatih alias Jabir adalah tokoh kelompok ini. Hambali adalah Sekretaris Jenderal Organisasi Jihad se Asia Tenggara dan Koordinator peledakan bom Malam Natal 2000 di 34 lokasi di Indonesia. Pemuda asal Cianjur, Jawa Barat ini ditangkap polisi Thailand dan dinas intelijen Amerika Serikat, CIA. Sementara itu, Jabir adalah kawan dekatnya selama di Malaysia an Afganistan. Aksi kelompok ini adalah peledakan Malam Natal 2000 di Bandung, Sukabumi, Pangandaran dan Ciamis. Anggota kelompok ini yang ditangkap di Jawa Barat adalah H. Aceng, Roni Miliar dan Dedi Mulyadi.

Semarang
Tokoh kelompok ini adalah Mustofa (tertangkap). Mustofa adalah Komandan Detasemen Markas JI di Semarang dan pemilik tempat perakitan bom di Jalan Taman Sri Rejeki. Ia juga mantan Ketua Wakalah III wilayah Sulawesi. Posisinya kemudian digantikan Muchlas alias Ali Gusfron dan Chairuddin alias Moh. Nazir Abbas. Aksi kelompok ini adalah perakitan bom di perumahan Sri Rejeki, Semarang. Anggota yang ditangkap adalah Mahmudi, Heri.S, Joko dan Siswanto. Kemudian, kelompok ini kocar-kacir.

Solo
Sebagai tokoh kelompok ini, Hernianto (tertangkap) termasuk orang dekat Panglima Askary Zulkarnaen Daud. Hernianto pernah membantu Daud berjualan kue roti di Tanjung Pinang, Riau. Aksi kelompok ini adalah membantu peledakan bom Bali. Anggota yang ditangkap adalah Mahmuri, Najib alias Muhnawawi, Saeful alias Bambang Setiono alias Suroso, Abdul Hamid dan Ahmad Budi Wibowo. Kelompok ini lemah karena sebagian besar tokohnya tertangkap.

Lamongan, Jawa Timur
Tokohnya adalah Amrozi dan Ali Gufron alias Muchlas yang merupakan kakak beradik kelahiran Selokuro, Lamongan, Jawa Timur. Muchlas adalah guru pada Pondok Pesantren Lukmanul Hakim, Johor Baru, Malaysia. Ia pindah ke Thailand, kemudian kembali ke Indonesia setelah dikejar-kejar pemerintah Malaysia. Bekerja sama dengan Hambali dan Dulmatin, mereka meledakkan gereja di Mojokerto, Jawa Timur pada Malam Natal 2000. Kemudian, bersama dengan kelompok dari beberapa kota, mereka juga meledakkan bom di Bali. Muchlas sendiri ditangkap pada 3 Desember 2002. Dua bersaudara ini kemudian dihukum mati oleh PN Denpasar, Bali. Anggota yang ditangkap adalah Ali Imron alias Ale, Sumarno, Nurmindah dan Qomar. Tertangkapnya para tokoh, membuat kelompok ini juga kemudian lemah.

Palu, Sulawesi Tenggara
Chairuddin alias Mohamad Nasir Abbas (tertangkap) -kakak ipar Muchlas alias Ali Gufron- yang merupakan warga negara Malaysia, adalah tokoh kelompok ini. Dia menjadi Ketua Mantiqi III untuk wilayah Sulawesi. Aksinya adalah beberapa ledakan bom di Palu dan relawan jihad ke Poso dan Ambon. Anggota kelompok yang ditangkap berjumlah 12 orang, termasuk Aang Hasanuddin, Nizam Kaleb dan Fajri. Kelompok ini juga kemudian lemah dan tercerai-berai.

Makassar
Tokohnya adalah Agus Dwikarna (ditangkap di Filipina) dan Agus Salim alias Syawal Yasin (buron). Agus Dwikarna adalah Panglima Laskar Jundullah di Makassar. Dia sekarang mendekam di penjara Manila lantaran dituduh menyelundupkan bahan peledak. Syawal Yasin adalah menantu Abdullah Sungkar, tokoh yang disebut pernah menjadi Amir Jamaah Islamiyah. Aksi kelompok ini adalah peledakan restoran McDonald‘s dan showroom Haji Kala, Makassar, pada Malam Takbiran 2002.
Anggota kelompok yang ditangkap di Sulawesi adalah Suryadi Mas‘ud, Muhtar Daeng Labase, Khaerul Lukman bin Husein, Muhammad Tang, Usman Nuraffan, Kaharuddin Mustafa dan Syaifullah alias Imam Nawawi. Kelompok ini masih dianggap berbahaya, lantaran dua otak pemboman, Agung Hamid dan Hisbullah Rasyid, masih buron.

Hambali
Sekretaris Jenderal Rabitatul Mujahidin (simpul kelompok jihad Asia Tenggara) ini tertangkap di Malaysia.

Zulkarnaen Daud
Panglima Askary (tentara) ini tertangkap di Tanjung Pinang, Riau Kepulauan. Anggotanya terdiri dari kelompok jihad di: Malaysia (Ali Gufron, tertangkap), Singapura (Mas Slamet Kastari, tertangkap), Thailand, Filipina dan Indonesia.

Rentetan dugaan bom jaringan Jamaah Islamiyah (2000-2003)
- 28 Mei 2000: Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI), Gereja HKBP dan Gereja Katolik Kristus Raja, Medan
- 29 Mei 2000: Rumah makan Miramar di Jalan Pemuda, Medan
- 22 Juli 2000: Gereja HKBP Jatiwaringin, Jakarta
- 1 Agustus 2000: Kediaman Duta Besar Filipina di Jalan Imam Bonjol, Jakarta
- 20 Agustus 2000: Gereja Kemenangan Iman Indonesia (GKII), Medan
- 27 Agustus 2000: Jalan Bahagia dan kediaman Pendeta J. Sitorus dan Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI), Medan
- 14 Oktober 2000: Perusahaan tambang emas New Mount
- 12 November 2000: Gedung ISTP Darma Agung, Medan
- 24 Desember 2000: Gereja Katolik Beato Damian, Bengkong, Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS), * Sungai Panas, Gereja Bethany lantai II Gedung My Mart Batam Center, Gereja Pantekosta di Indonesia Pelita di Jalan Teuku Umar, Batam, Riau.
* Gereja HKBP Pekanbaru di Jalan Hang Tuah dan Gereja di Jalan Sidomulyo, Pekanbaru, Riau.
* Gereja Katedral, Sekolah Kanisius Menteng Raya, Gereja Matraman, Gereja Koinonia Jatinegara, Gereja Oikumene Halim, Jakarta.
* Pertokoan Cicadas, Bandung, Jalan Terusan Jakarta 43, Bandung, Gereja Pantekosta Sidang Kristus di Jalan Masjid 20, Alun-alun Utara, Sukabumi, Gereja di Jalan Otto Iskandardinata, Sukabumi, Pangandaran, Ciamis.
* Gereja Allah Baik di Jalan Tjokroaminoto, Gereja Santo Yosef di Jalan Pemuda, Gereja Bethany dan Gereja Ebenezer di Jalan Kartini, Mojokerto, Jawa Timur.
* Gereja Protestan Indonesia Barat Imanuel di Jalan Bung Karno, Gereja Betlehem Pantekosta Pusat Surabaya (GBPPS) dan Pekuburan Kristen Kapitan Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat.
- 25 Desember 2000: Rumah Pendeta El Imanson, Medan
- Agustus 2001: Atrium Plaza Senen, Jakarta
- 26 Desember 2000: Gereja Santo Yohanes Evangelista di Jalan Sunan Muria 6
- 30 Desember 2000: Metro Manila, Filipina
- 9 November 2001: Gereja Petra, Jakarta
- Desember 2001: Gereja di Pengkalan Kerinci, Pelalawan
- 22 Juli 2002: Gereja Santa Anna, Jakarta
- 12 Oktober 2002: Sari Club dan Paddy’s CafĂ©, Kuta, Bali
- 5 Agustus 2003: Hotel JW Marriott, Jakarta

0 komentar:

Post a Comment