Retorika
Pelejit Mengajar Dengan Efektif
Solusi
cerdas bagi guru masa depan yang menginginkan pengajaran yang efektif
Oleh
: Ayatollah Hidayat
“Kebanyakan orang yang gagal
adalah yang tak menyadari betapa dekatnya mereka ketitik sukses saat mereka memutuskan
untuk menyerah”
Thomas
Alfa Edison
Tidak ada alasan lagi bagi kita guru
untuk tidak serius menjalankan tugas profesi kita sebagai guru dan tidak ada
alasan lagi buat siswa untuk tidak serius mengikuti pelajaran. Sinergitas
antara keseriusan guru dan keseriusan siswa mutlak dibutuhkan untuk menjawab
tantangan dunia pendidikan kita saat ini. Guru dan siswa ibarat dua sisi mata
uang logam yang tidak dapat dipisahkan dan saling berpengaruh. Jika dulu guru
mengeluhkan penghasilan yang rendah, maka saat ini telah terjawab dengan adanya
sertifikasi guru yang memberikan kesejahteraan yang menurut penulis luar biasa,
namun jika ada sebagian kita guru yang masih merasa belum sejahtera setelah
menerima tunjangan sertifikasi maka tentu itu disebabkan karena ketidak mampuan
guru tersebut memanajemeni keuangan dengan baik, lebih dalam lagi mungkin guru
tersebut tidak mampu mengsyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah
SWT. Menjadi sebuah sunnatullah bahwa
siapa yang mensyukuri nikmat maka akan ditambah oleh Allah, oleh karena itu,
kebahagiaan hakiki bagi kita guru adalah mensyukuri nikmat sebagai seorang guru
yang telah diamanahkan kepada kita sehingga kebahagiaan dunia akhirat akan kita
rengkuh.
Kata “Syukur” adalah hal yang utama
dan mutlak dimiliki oleh setiap guru yang mendambakan kebahagiaan sebagai
seorang guru. Banyak fenomena yang dapat kita renungkan mengapa kita yang
ditakdirkan sebagai seorang guru mutlak untuk senantiasa bersyukur atas
anugerah yang diberikan kepada kita sebagai pendidik. Salah satu yang utama
adalah berkah ilmu yang bermanfaat yang kita ajarkan kepada anak didik kita
yang akan mengayomi kita dunia dan akhirat.
Hidup tenang dan damai sebagai
seorang guru sudah sewajarnya dimiliki oleh kita semua, tidak usahlah kita
pusing dan repot dengan dunia di luar profesi kita sebagai seorang guru, toh
takdir kita saat ini adalah bergelut di dunia pendidikan yang sebenarnya adalah
profesi yang paling menyenangkan diantara profesi yang ada. yang harus kita
lakukan dengan serius adalah bagaimana mengemban amanah sebagai “GURU” itu
dengan serius dan profesional. Wajib hukumnya bagi kita semua untuk menyediakan
pendidikan yang efektif bagi anak didik kita. Kesadaran akan adanya hak anak
didik dalam diri kita dalam bentuk penyajian pembelajaran yang akan
mengantarkan anak didik kita sesuai tujuan pendidikan kita itu yang utama dan
penting untuk kita lakukan.
Sebagai sebuah solusi cerdas yang
penulis ajukan bagi kita semua kalangan guru yang menginginkan mengajar dengan
efektif, berikut beberapa kiat mengajar dengan efektif yang dapat kita upayakan
sebagai wujud pengabdian kita terhadap profesi kita sebagai guru yang kita
banggakan ini.
1. Ciptakan “kondisi” yang benar
Kondisi yang benar yang dimaksud
adalah sebuah kondisi yang memungkinkan proses pembelajaran itu berjalan
efektif dan sesuai dengan harapan antara guru dan siswa. Dalam bentuk konkrit
upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan kondisi yang benar adalah:
Mengorkestrasikan lingkungan
Mengorkestrasikan
lingkungan dengan berupaya menciptakan atmosfer belajar yang tidak mengancam
dan bersahabat. Tidak ada lagi aktifitas yang membosankan bagi anak, secara
naluriah seorang guru memiliki kepekaan tentang pembelajaran yang disajikan
apakah membosankan bagi anak atau menyenangkan bagi anak, ketika hati kita
berbisik bahwa pembelajaran kita membosankan maka wajib hukumnya untuk segera
memvariasikan pembelajaran untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan jika
tidak lebih baik hentika saja karena yakin dan percaya bahwa apa yang kita
usahakan untuk membelajarkan siswa ketika itu dalam suasana yang membosankan
maka hal tersebut tidak ada artinya.
Kenapa
kita ndak berani keluar dari zona nyaman kita ketika kesadaran bahwa
pembelajaran kita telah membosankan bagi siswa, bukankah kita mendambakan
sebuah proses belajar yang menyenangkan. Oleh karena itu, menata lingkungan
belajar siswa dengan menjadikan ruang-ruang belajar kita ibarat taman-taman
surga yang membuat kita dan siswa kita betah untuk berlama-lama belajar bersama
mutlak kita lakukan.
Ciptakan Suasana Positif bagi
Guru dan Siswa
Menyiapkan suasana yang kondusif dan
mencuri perhatian siswa adalah uapaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan
suasana yang positif. Variasi, kejutan, imajinasi dan tantangan adalah media
untuk menciptakan iklim yang positif. Kebersamaan dan interaksi adalah komponen
vital dari iklim yang menyenangkan. Iklim “Keasyikan” hendaknya mampu
dihadirkan dalam ruang kelas melalui perencanaan yang baik, suasana yang
kondusif, dan sebagainya yang saya yakin bahwa kita emua guru mampu untuk
menghadirkan itu, hanya saja terkadang kebiasaan dan sikap acuh tak acuh dan
sekedar menggugurkan kewajiban itulah yang menjadi benteng sulitnya menciptakan
pembelajaran yang efektif, padahal sesungguhnya hal tersebut sungguh sangat
mudah untuk diwujudkan.
Kukuhkan, Jangkarkan, dan
Fokuskan
Pikiran bukanlah sebuah wadah
untuk diisi, melainkan api yang harus dinyalakan. Hal utama yang dilakukan
ketika seorang guru memulai pembelajaran adalah meruntuhkan tembok-tembok
mental yang dapat menghalangi siswa dalam belajar. Tembok mental yang dimaksud
adalah Tembok Kritis Logis (Sekolah
itu tidak mudah, mana mungkin belajar bisa menyengkan dan mudah?), tembok Intuitif-Emosional (Saya ini
bodoh, jadi saya pasti tidak bisa melakukannya”), dan Tembok Kritis-Moral (“Belajar itu kerja keras, jadi, lebih baik
saya terus menundukkan kepala saya”). Masuklah ke dalam dunia anak dengan mulus
dan cepat untuk meruntuhkan tembok-tembok mental tersebut, motivasi adalah
jalan pintas untuk mencapai itu, setelah tembok-tembok mental itu runtuh dalam
tubuh anak, selanjutnya kukuhkan, jangkarkan dan fokuskan apa yang kita
inginkan (pelajarkan) terhadap anak, maka anda akan merasa takjub bagaimana
siswa anda melejit dalam belajar.
Tentukan hasil dan sasaran
Langkah berikutnya adalah
memberikan dorongan kepada siswa untuk menentukan tujuan mereka sendiri,
kebanyakan orang mampu melampaui target pribadi yang mereka tentukan sendiri.
Membangun kemitraan dan kemudian secara sadar setiap anak menentukan apa yang
mereka inginkan dan hasil seperti apa yang mereka dambakan dalam belajar akan
menjadi sebuah energi yang kuat bagi anak untuk mencapainya. Oleh karena itu,
membangun pola pikir kebermanfaatan pembelajaran dalam diri anak mutlak
dilakukan.
Visualisasikan Tujuan
“Aset paling berharga (dalam
belajar) yang anda miliki adalah sikap positif”
Bobbi
DePotter (Quantum Learning)
Jangan biasakan dan hindarilah
pesan-pesan yang bersikap negatif, ada dua cara yang dapat dilakukan dalam
memvisualisasikan tujuan, Pertama mendorong
para siswa untuk memvisualisasikan secara tepat bagaimana mereka akan
memanfaatkan pengetahuan baru bagi mereka di masa depan, Kedua menanamkan pikiran positif yang mendorong mereka untuk
membaca buku pelajarannya guna mencari jawaban tertentu yang mungkin dapat
dipergunakan di masa depan. Hal selanjutnya yang dilakukan adalah membangkitkan
emosional dan melibatkan emosi tersebut dalam belajar.
“Karena otak tidak bisa
memperhatikan semua hal... pelajaran yang tidak menarik, membosankan, atau
tidak menggugah emosi, pastilah tidak akan diingat”
Kecerdasan
emosinal adalah pintu gerbang menuju memori jangka panjang, jadi pengajaran
yang baik adalah pengajaran yang mampu menggugah emosi dan mendorong kehangatan
emosi sehingga apa yang dipelajari akan selamanya tersimpang dalam memori
jangka panjang.
2. Presentasi yang Benar
Semua presentasi yang baik hendaklah
berorientasi pada siswa dan dikaitkan dengan tujuan-tujuan mereka dan
pengetahuan yang ada. semakin banyak anda mengait ngaitkan satu hal dengan hal
yang lainnya yang kemudian bermuara pada keESA-an Sang Pencipta, maka semakin
banyak yang akan anda pelajari.
Presentasi yang logis, etis,
menyenangkan dan bebas tekanan adalah ciri presentasi yang benar. Oleh karena
itu beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menciptakan rpesentasi yang benar
antara lain: (a) Suguhkan gambaran menyeluruhnya terlebih dahulu, (b) libatkan
seluruh indera, (c) keluarlah dari pola-pola perkuliahan dengan menjadi guru yang aktivator,
fasilitator, pelatih, motivator, dan
orkestrator. (d) aktifkan pikiran bawah sadar dengan bantuan tata ruang,
poster, bahasa tubuh, nada bicara, dan sikap positif. (e) lakukan permainan
peran dan “identitas”, (f) lakukan berbagai perubahan suasana, dan (g) jadikan
“belajar tentang cara belajar” sebagai kunci belajar.
3. Pikirkan, dan memori terdalam
akan menyimpannya
Pendidikan bukan hanya penyerapan informasi
baru, akan tetapi pelibatan pemikiran yang menjadi anugrah bagi manusia juga
mutlak diperhartikan. Mempelajari cara berfikir adalah bagian penting dalam
dunia pendidikan. Melibatkan dan menantang siswa untuk berpikir dalam kegiatan
pembelajaran akan menjamin pelajaran tersebut akan tersimpan dalam memori
terdalam. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengajak dan melatih siswa untuk
senantiasa berfikir kreatif, kritis, konseptual, analitis dan reflektif.
4. Ekspresikan Hasil Belajar
Kegiatan mengekspresikan melalui
permainan, lakon pendek, diskusi atau drama dan lain sebagainya merupakan
sarana yang berfungsi untuk mengaktifkan dan menjamin bahwa pelajaran yang
mereka terima itu tersimpang dengan baik dalam meori jangka panjang mereka.
Kegiatan mengekspresikan hasil
belajar melalui kegiatan praktik mutlak dilakukan untuk mengembangkan ranah
afektif dan meyakinkan bahwa belajar itu bukan hanya sekedar teori akan tetapi
juga adalah dunia aplikasi. Oleh karena itu, setelah siswa diberikan konsep selanjutnya
dalah mempraktikkan konsep tersebut.
5. Tinjau Ulang, Evaluasi, dan
Rayakan
Kegiatan ini yang banyak tidak
dilakukan oleh guru, padahal kegiatan ini merupakan sebuah titik akhir yang
menegaskan dan menyadarkan siswa bahwa mereka telah memahami apa yang mereka
pelajari. Tahu apa yang mereka tahu merupakan cara untuk membawa siswa kita
pada kesadaran tentang apa yang mereka pelajari. Oleh karena itu, sebagai guru
biasakanlah untuk selalui meninjau ulang, mengevaluasi dan yang paling penting
merakan apa yang telah dipelajari oleh siswa kita sehingga pembelajaran yang
kita suguhkan benar-benar menyenangkan dan efektif.
Demikian dulu, retorika pelejit
mengajar dengan efektif, semoga bermanfaat dan semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi setiap uapaya yang telah, sedang dan akan kita lakukan untuk dunia
pendidikan kita, Amin...
0 komentar:
Post a Comment