Pages

Sunday, August 26, 2012

Retorika Pelejit Mengajar Efektif


Retorika Pelejit Mengajar Dengan Efektif
Solusi cerdas bagi guru masa depan yang menginginkan pengajaran yang efektif

Oleh : Ayatollah Hidayat

“Kebanyakan orang yang gagal adalah yang tak menyadari betapa dekatnya mereka ketitik sukses saat mereka memutuskan untuk menyerah”
Thomas Alfa Edison

            Tidak ada alasan lagi bagi kita guru untuk tidak serius menjalankan tugas profesi kita sebagai guru dan tidak ada alasan lagi buat siswa untuk tidak serius mengikuti pelajaran. Sinergitas antara keseriusan guru dan keseriusan siswa mutlak dibutuhkan untuk menjawab tantangan dunia pendidikan kita saat ini. Guru dan siswa ibarat dua sisi mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan dan saling berpengaruh. Jika dulu guru mengeluhkan penghasilan yang rendah, maka saat ini telah terjawab dengan adanya sertifikasi guru yang memberikan kesejahteraan yang menurut penulis luar biasa, namun jika ada sebagian kita guru yang masih merasa belum sejahtera setelah menerima tunjangan sertifikasi maka tentu itu disebabkan karena ketidak mampuan guru tersebut memanajemeni keuangan dengan baik, lebih dalam lagi mungkin guru tersebut tidak mampu mengsyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.  Menjadi sebuah sunnatullah bahwa siapa yang mensyukuri nikmat maka akan ditambah oleh Allah, oleh karena itu, kebahagiaan hakiki bagi kita guru adalah mensyukuri nikmat sebagai seorang guru yang telah diamanahkan kepada kita sehingga kebahagiaan dunia akhirat akan kita rengkuh.
            Kata “Syukur” adalah hal yang utama dan mutlak dimiliki oleh setiap guru yang mendambakan kebahagiaan sebagai seorang guru. Banyak fenomena yang dapat kita renungkan mengapa kita yang ditakdirkan sebagai seorang guru mutlak untuk senantiasa bersyukur atas anugerah yang diberikan kepada kita sebagai pendidik. Salah satu yang utama adalah berkah ilmu yang bermanfaat yang kita ajarkan kepada anak didik kita yang akan mengayomi kita dunia dan akhirat.
            Hidup tenang dan damai sebagai seorang guru sudah sewajarnya dimiliki oleh kita semua, tidak usahlah kita pusing dan repot dengan dunia di luar profesi kita sebagai seorang guru, toh takdir kita saat ini adalah bergelut di dunia pendidikan yang sebenarnya adalah profesi yang paling menyenangkan diantara profesi yang ada. yang harus kita lakukan dengan serius adalah bagaimana mengemban amanah sebagai “GURU” itu dengan serius dan profesional. Wajib hukumnya bagi kita semua untuk menyediakan pendidikan yang efektif bagi anak didik kita. Kesadaran akan adanya hak anak didik dalam diri kita dalam bentuk penyajian pembelajaran yang akan mengantarkan anak didik kita sesuai tujuan pendidikan kita itu yang utama dan penting untuk kita lakukan.
            Sebagai sebuah solusi cerdas yang penulis ajukan bagi kita semua kalangan guru yang menginginkan mengajar dengan efektif, berikut beberapa kiat mengajar dengan efektif yang dapat kita upayakan sebagai wujud pengabdian kita terhadap profesi kita sebagai guru yang kita banggakan ini.
1. Ciptakan “kondisi” yang benar
          Kondisi yang benar yang dimaksud adalah sebuah kondisi yang memungkinkan proses pembelajaran itu berjalan efektif dan sesuai dengan harapan antara guru dan siswa. Dalam bentuk konkrit upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan kondisi yang benar adalah:
Mengorkestrasikan lingkungan
Mengorkestrasikan lingkungan dengan berupaya menciptakan atmosfer belajar yang tidak mengancam dan bersahabat. Tidak ada lagi aktifitas yang membosankan bagi anak, secara naluriah seorang guru memiliki kepekaan tentang pembelajaran yang disajikan apakah membosankan bagi anak atau menyenangkan bagi anak, ketika hati kita berbisik bahwa pembelajaran kita membosankan maka wajib hukumnya untuk segera memvariasikan pembelajaran untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan jika tidak lebih baik hentika saja karena yakin dan percaya bahwa apa yang kita usahakan untuk membelajarkan siswa ketika itu dalam suasana yang membosankan maka hal tersebut tidak ada artinya.
Kenapa kita ndak berani keluar dari zona nyaman kita ketika kesadaran bahwa pembelajaran kita telah membosankan bagi siswa, bukankah kita mendambakan sebuah proses belajar yang menyenangkan. Oleh karena itu, menata lingkungan belajar siswa dengan menjadikan ruang-ruang belajar kita ibarat taman-taman surga yang membuat kita dan siswa kita betah untuk berlama-lama belajar bersama mutlak kita lakukan.
Ciptakan Suasana Positif bagi Guru dan Siswa
            Menyiapkan suasana yang kondusif dan mencuri perhatian siswa adalah uapaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan suasana yang positif. Variasi, kejutan, imajinasi dan tantangan adalah media untuk menciptakan iklim yang positif. Kebersamaan dan interaksi adalah komponen vital dari iklim yang menyenangkan. Iklim “Keasyikan” hendaknya mampu dihadirkan dalam ruang kelas melalui perencanaan yang baik, suasana yang kondusif, dan sebagainya yang saya yakin bahwa kita emua guru mampu untuk menghadirkan itu, hanya saja terkadang kebiasaan dan sikap acuh tak acuh dan sekedar menggugurkan kewajiban itulah yang menjadi benteng sulitnya menciptakan pembelajaran yang efektif, padahal sesungguhnya hal tersebut sungguh sangat mudah untuk diwujudkan.
Kukuhkan, Jangkarkan, dan Fokuskan
          Pikiran bukanlah sebuah wadah untuk diisi, melainkan api yang harus dinyalakan. Hal utama yang dilakukan ketika seorang guru memulai pembelajaran adalah meruntuhkan tembok-tembok mental yang dapat menghalangi siswa dalam belajar. Tembok mental yang dimaksud adalah Tembok Kritis Logis (Sekolah itu tidak mudah, mana mungkin belajar bisa menyengkan dan mudah?), tembok Intuitif-Emosional (Saya ini bodoh, jadi saya pasti tidak bisa melakukannya”), dan Tembok Kritis-Moral (“Belajar itu kerja keras, jadi, lebih baik saya terus menundukkan kepala saya”). Masuklah ke dalam dunia anak dengan mulus dan cepat untuk meruntuhkan tembok-tembok mental tersebut, motivasi adalah jalan pintas untuk mencapai itu, setelah tembok-tembok mental itu runtuh dalam tubuh anak, selanjutnya kukuhkan, jangkarkan dan fokuskan apa yang kita inginkan (pelajarkan) terhadap anak, maka anda akan merasa takjub bagaimana siswa anda melejit dalam belajar.
Tentukan hasil dan sasaran
          Langkah berikutnya adalah memberikan dorongan kepada siswa untuk menentukan tujuan mereka sendiri, kebanyakan orang mampu melampaui target pribadi yang mereka tentukan sendiri. Membangun kemitraan dan kemudian secara sadar setiap anak menentukan apa yang mereka inginkan dan hasil seperti apa yang mereka dambakan dalam belajar akan menjadi sebuah energi yang kuat bagi anak untuk mencapainya. Oleh karena itu, membangun pola pikir kebermanfaatan pembelajaran dalam diri anak mutlak dilakukan.
Visualisasikan Tujuan
“Aset paling berharga (dalam belajar) yang anda miliki adalah sikap positif”
Bobbi DePotter (Quantum Learning)

            Jangan biasakan dan hindarilah pesan-pesan yang bersikap negatif, ada dua cara yang dapat dilakukan dalam memvisualisasikan tujuan, Pertama mendorong para siswa untuk memvisualisasikan secara tepat bagaimana mereka akan memanfaatkan pengetahuan baru bagi mereka di masa depan, Kedua menanamkan pikiran positif yang mendorong mereka untuk membaca buku pelajarannya guna mencari jawaban tertentu yang mungkin dapat dipergunakan di masa depan. Hal selanjutnya yang dilakukan adalah membangkitkan emosional dan melibatkan emosi tersebut dalam belajar.
“Karena otak tidak bisa memperhatikan semua hal... pelajaran yang tidak menarik, membosankan, atau tidak menggugah emosi, pastilah tidak akan diingat”
Kecerdasan emosinal adalah pintu gerbang menuju memori jangka panjang, jadi pengajaran yang baik adalah pengajaran yang mampu menggugah emosi dan mendorong kehangatan emosi sehingga apa yang dipelajari akan selamanya tersimpang dalam memori jangka panjang.


2. Presentasi yang Benar
            Semua presentasi yang baik hendaklah berorientasi pada siswa dan dikaitkan dengan tujuan-tujuan mereka dan pengetahuan yang ada. semakin banyak anda mengait ngaitkan satu hal dengan hal yang lainnya yang kemudian bermuara pada keESA-an Sang Pencipta, maka semakin banyak yang akan anda pelajari.
            Presentasi yang logis, etis, menyenangkan dan bebas tekanan adalah ciri presentasi yang benar. Oleh karena itu beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menciptakan rpesentasi yang benar antara lain: (a) Suguhkan gambaran menyeluruhnya terlebih dahulu, (b) libatkan seluruh indera, (c) keluarlah dari pola-pola perkuliahan  dengan menjadi guru yang aktivator, fasilitator, pelatih,  motivator, dan orkestrator. (d) aktifkan pikiran bawah sadar dengan bantuan tata ruang, poster, bahasa tubuh, nada bicara, dan sikap positif. (e) lakukan permainan peran dan “identitas”, (f) lakukan berbagai perubahan suasana, dan (g) jadikan “belajar tentang cara belajar” sebagai kunci belajar.

3. Pikirkan, dan memori terdalam akan menyimpannya
            Pendidikan bukan hanya penyerapan informasi baru, akan tetapi pelibatan pemikiran yang menjadi anugrah bagi manusia juga mutlak diperhartikan. Mempelajari cara berfikir adalah bagian penting dalam dunia pendidikan. Melibatkan dan menantang siswa untuk berpikir dalam kegiatan pembelajaran akan menjamin pelajaran tersebut akan tersimpan dalam memori terdalam. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengajak dan melatih siswa untuk senantiasa berfikir kreatif, kritis, konseptual, analitis dan reflektif.

4. Ekspresikan Hasil Belajar
            Kegiatan mengekspresikan melalui permainan, lakon pendek, diskusi atau drama dan lain sebagainya merupakan sarana yang berfungsi untuk mengaktifkan dan menjamin bahwa pelajaran yang mereka terima itu tersimpang dengan baik dalam meori jangka panjang mereka.
            Kegiatan mengekspresikan hasil belajar melalui kegiatan praktik mutlak dilakukan untuk mengembangkan ranah afektif dan meyakinkan bahwa belajar itu bukan hanya sekedar teori akan tetapi juga adalah dunia aplikasi. Oleh karena itu, setelah siswa diberikan konsep selanjutnya dalah mempraktikkan konsep tersebut.

5. Tinjau Ulang, Evaluasi, dan Rayakan
          Kegiatan ini yang banyak tidak dilakukan oleh guru, padahal kegiatan ini merupakan sebuah titik akhir yang menegaskan dan menyadarkan siswa bahwa mereka telah memahami apa yang mereka pelajari. Tahu apa yang mereka tahu merupakan cara untuk membawa siswa kita pada kesadaran tentang apa yang mereka pelajari. Oleh karena itu, sebagai guru biasakanlah untuk selalui meninjau ulang, mengevaluasi dan yang paling penting merakan apa yang telah dipelajari oleh siswa kita sehingga pembelajaran yang kita suguhkan benar-benar menyenangkan dan efektif.

            Demikian dulu, retorika pelejit mengajar dengan efektif, semoga bermanfaat dan semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap uapaya yang telah, sedang dan akan kita lakukan untuk dunia pendidikan kita, Amin...  

0 komentar:

Post a Comment